“Selama sebulan ini mereka berdua tidak boleh bertemu, jika ada yang tidak menepati janji untuk menikah maka dapat mengajukan pengaduan kepada WH Bireuen,” ujar Usman.
PEMUDA berinisial AP, 25 tahun, dan pacarnya, Saf, 20 tahun, keduanya pekerja minimarket, digerebek warga di lantai dua salah satu mini market di Bireuen, Senin dinihari. Hasil musyawarah pihak keluarga bersama Wilayatul Hisbah dan warga setempat, kedua terduga pelaku khalwat ini diharuskan menikah secara resmi. Jika tidak, keduanya akan kembali dijemput WH Bireuen.
Hal itu salah satu poin kesepakatan keluarga AP dan Saf yang dibacakan Kordinator WH Bireuen Usman Kelana saat proses penyelesaian kasus khalwat yang digelar di Kantor Satpol PP dan WH Bireuen, Senin malam tadi.
“Selama sebulan ini mereka berdua tidak boleh bertemu, jika ada yang tidak menepati janji untuk menikah maka dapat mengajukan pengaduan kepada WH Bireuen,” ujar Usman yang didengarkan kedua pelaku khalwat, keluarganya, pihak manajemen minimarket dan Pelaksana Tugas Kepala Bidang Penegakan Syariat Islam, Mukhsen.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, kata Usman, keduanya mengaku sebelumnya telah melakukan hubungan terlarang berulang kali.
Selain diharuskan menikah, sesuai hasil musyawarah para pihak dengan perangkat desa lokasi kejadian, juga dikenakan denda Rp3 juta untuk desa. Dana itu dibebankan pada AP, Saf dan pihak minimarket masing-masing Rp1 juta.
Poin lainnya hasil kesepakatan tersebut, manajemen minimarket diminta untuk melakukan pembinaan kepada pekerjanya agar menghormati adat istiadat serta mematuhi Qanun Syariat Islam. Sebab selain melanggar qanun, selama beroperasi, minimarket tidak melaporkan keberadaan pekerjanya kepada perangkat desa setempat.
AP adalah bujangan asal Medan sudah menjalin asmara dengan Saf, gadis desa pesisir Bireuen sejak Februari 2013. Kata AP, wanita pujaannya itu bekerja di cabang “I” market di Krueng Mane, Aceh Utara. Sedangkan AP dipindahkan ke "I" market Bireuen yang beroperasi dua bulan lalu. Saf sering datang dan menginap di minimarket tempat AP bekerja.
Pada Minggu malam, kata AP, Saf kembali datang ke Bireuen. Kebetulan, kata dia, hari itu dirinya ulang tahun. Saf tidak kembali ke kostnya, tetapi ikut menginap di lantai dua minimarket tersebut.
“Sekitar jam dua belas saya masih di bawah, setelah toko tutup, saya dipanggil Saf, katanya ketakutan, ada suara aneh, maka saya naik ke atas, lalu saya baring di dekat dia,” ujar AP.
Lalu seorang pekerja pria lainnya permisi beli makanan ke Langgar Square. Ruko tempat minimarket itu lalu dikunci temannya dari luar. Saat temannya kembali, sejumlah warga mendekat ke minimarket dan minta memeriksa ke lantai atas.
Kata AP ada empat warga yang naik ke atas dan mendapati dirinya bersama Saf di lantai dua. Lalu keduanya diajak warga untuk turun. AP mengatakan sempat mendapat pukulan dari warga, sebelum dijemput WH yang berkantor sekitar 1 kilometer dari minimarket.
“Saat digerebek warga tadi malam kami belum melakukan hubungan, memang sebelumnya selama empat bulan pacaran kami sudah berulang kali melakukan hubungan layaknya suami isteri, saya sudah tiga kali putus cinta, ini yang ke empat dan rencananya yang terakhir,” ujar AP.
Sementara menurut versi warga, saat beberapa warga naik ke lantai dua mendapati kedua pasangan itu dalam posisi berdekatan, yang wanitanya tidak memakai busana lengkap. Aparat desa segera menyerahkan keduanya ke WH guna menghindari hal yang tidak diinginkan.
Sumber:"Atjehpost"
No comments: