Pemilu di Norwegia : Dibalik Kesederhanaan dan Militansi Kader Partai

OSLO - Rakyat Norwegia hari ini, Senin (9/9/2013) sedang mengadakan hajatan demokrasi melalui pemilihan umum untuk memilih anggota legislatif yang akan menduduki  Gedung Parlemen (Stortinget), sekaligus kepala pemerintahan periode 2013-2017.
Kegiatan sekolah-sekolah diliburkan untuk pemungutan suara.  Sementara para pegawai pemerintahan, karyawan dan pekerja tetap beraktivitas seperti biasa, seolah tidak ada hajatan demokrasi yang biasanya penuh riuh dan gegap gempita seperti di sejumlah negara. Panggung sederhana dipasang di halaman Gedung Parlemen sebagai tempat debat calon dari berbagai partai peserta pemilu.
Penyelenggaraan pemilu di Norwegia memang tampak sederhana. Dalam masa kampanye yang berlangsung sejak Agustus hingga Minggu (8/9/2013) tidak tampak adanya mobilisasi massa secara massif  turun ke jalan-jalan sebagai bentuk dukungan kepada partai tertentu.
Di jalan protokol kota Oslo, masing-masing partai peserta pemilu hanya memasang tenda berukuran kecil  berdampingan satu sama lain dijaga beberap orang kader partai untuk menyampaikan program-program partainya kepada para simpatisan atau para pejalan kaki dengan memberikan brosur berisi nama-nama kandidat dan program partai, kadangkala mereka memberikan bunga dan permen.
Tetapi, dibalik tenda yang sederahana itu, kader-kader militan partai selalu sigap dan siap menjawab berbagai pertanyaan mulai dari masalah politik, ekonomi, sosial budaya hingga masalah perjuangan ideologis yang dianut partainya.
Bila pengunjung datang menanyakan program satu partai misal nya partai buruh (Arbied Patie)-partai berkuasa di pemerintahan saat ini-kepada salah seorang penjaga tenda kampanye yang sederhana itu, segala jurus jawaban politis dan taktis terlontar dari seorang laki-laki, remaja berusia belasan tahun yang tidak mau disebutkan namanya. ”Ayo Anda mau tanya apa lagi,” tantang pemuda itu.
Menariknya, remaja itu sepertinya sudah matang untuk menjadi seorang politisi. Ia tidak canggung menyampaikan ideologi partai dan agenda-agenda pembangunan yang akan dirancang partainya. Ternyata, setelah ditelisik, ia merupakan salah seorang anggota-aktivis pemuda sayap politik partai buruh yang pernah di serang teroris Anders Behring Breivik 22 Juli 2011 lalu di pulau Oetoya yang menewaskan 69 orang saatSummer Camp – tempat kaderisasi politik pemuda partai buruh.
Di sini, partai politik benar-benar menyiapkan kader-kader militan bukan dalam arti fisik yang siap menghadang lawan-lawan politik yang kerap mengganggunya, tetapi militan dalam arti psikis dan intelektual, sehingga para politisi yang akan bertarung pada setiap pemilihan memang sudah siap dan dipersiapkan secara matang baik mental dan intelektual, bukan calon politisi instan yang didapat seketika melalui publikasi dan iklan di media massa.
Hollande, Seorang mantan politisi senior yang pernah memangku jabatan penting di partai dan parlemen dari partai Buruh berujar ” hidup saya untuk politik”.
”Saya menjadi kader partai sejak berusia 17 tahun dan sekarang sudah pensiun, tetapi saya akan terus berjuang untuk partai yang telah membesarkan saya,” ujar Hollande saat berbincang mengenai program dan strategi kampanye partainya.
”Sekarang saya sudah berusia 70 tahun, namun saya tidak pensiun dari dunia politik walau hanya sekadar menjadi sukarelawan kampanye seperti ini,” ujar Hollande sambil berdiri menjelaskan profil partai buruh.
Di tenda sebelahnya juga demikian. Seorang remaja putri dari partai konservatif (Høyrepatiet)- oposisi pemerintah yang menjadi saingan berat partai buruh dengan lugas menjelaskan ideologi partai dan agenda-agenda pembangunan untuk kemajuan Norwegia.
”Jika anda mau menjadi simpatisan kami, silahkan isi di sini ,” pinta seorang remaja putri keturunan Asia kepada pengunjung sambil menyodorkan selembar kertas.
Mereka adalah kader-kader partai dari sayap pemuda yang memang dipersiapkan sejak dini untuk mengisi suksesi pemerintahan dan parlemen melalui pemilu. Sejatinya, seorang politisi tulen memang dibentuk melalui kaderisasi, bukan secara instan dengan iming-iming kekuasaan.

Related News

No comments:

Leave a Reply