Di Meulaboh ada simbol Yahudi di kubah Masjid

Meulaboh - Simbol Yahudi atau Bintang David ditemukan pada kubah Masjid Baitul Makmur (Masjid) Agung) Meulaboh. kaum muslim setempat heboh dan resah dengan keberadaan simbol tersebut.Info terdapat simbol Yahudi pada kubah masjid tersebut, awalnya beredar luas melalui pesan BlackBerry Messanger (BBM), sejak Minggu (14/7) lalu. kini, hampir semua warga kota Meulaboh mulai membicarakan keberadaan symbol itu pada rumah Allah.

Tokoh Masyarakat Aceh Barat, Ustad Ferry, warga Kuta Padang, Kecamatan Johan Pahlawan, Senin (15/7) kemarin, mengharapkan Pemerintah Aceh Barat dan pengurus masjid Agung Meulaboh dapat secepatnya menggantikan kaca hiasan yang memuatkan simbol yahudi atau Bintang David tersebut.

Penilaiannya, temuan keberadaan symbol itu pada kubah masjid Agung Meulaboh, mulai hangat menjadi pembahasan dan keresahan warga Bumi Teuku Umar. Keberadaan simbol ini dianggap Ferry merupakan upaya pendangkalan akidah, yang disinyalir ada unsure kesengajaan dilakukan oleh konsultan pembangun masjid Agung tersebut.

“Pemerintah harus cepat menggantikan kaca hiasan itu, dan bagi para pengurus masjid harus menambahkan pemahaman tentang symbol symbol yang bertentangan dengan agama islam, agar simbol yahudi seperti itu tidak terpakai lagi pada rumah Allah,” terangnya.

Diakui Ustad Ferry, penggunaan symbol yahudi pada Masjid Agung tersebut, tanpa di sengaja, karena ketidak pahaman bersama sehingga terjadi kesalahan penggunaan simbol bintang David pada kubah masjid tersebut.

Masjid Agung Baitul Makmur ini, merupakan masjid kebanggaan umat Islam pada kota Meulaboh, khususnya masyarakat Kabupaten Aceh Barat. Proyek pembangunan rumah ibadah tersebut, dilakukan oleh Menteri Koperasi/Kepala Bulog, H. Bustanul Arifin pada 20 April 1987 lalu, dengan di dampingi Bupati Aceh Barat masa Malik Ridwan Badai SH.

Masjid Baitul Makmur dibangun dua lantai yang arsitekturnya dirancang dengan konsep terbuka, sehingga tampilan transparan, membuat sejuk, dengan dikelilingi pagar. Proses pembangunannya dilakukan secara bertahap, dari masa Bupati Aceh Barat di jabat Drs HT Rosman sampai kepala daerah dijabat Drs H Nasruddin MSi.

Sholat Jumat perdana dilaksanakan pada 21 Juli 2000 lalu. Saat itu, bertindak sebagai Imam pembuka Tgk Nazaruddin dan khatib Prof DR Rusydi Ali Muhammad (saat itu menjabat sebagai Dekan Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry Banda Aceh). Setelah itu secara resmi kegiatan sholat lima waktu di Masjid mulai diaktifkan.”Tapi Pemerintah harus menggantikan kaca ukiran symbol yahudi itu, karena telah membuat kaum muslim resah,” pinta Ferry.


Sumber:"Rakyataceh.com"

Related News

No comments:

Leave a Reply