Studi: Seks Oral Cegah Perselingkuhan

SEBUAH studi baru dalam jurnal ilmiahEvolutionary Psychology telah berusaha menyelidiki alasan ilmiah dan evolusi pria melakukan oral seks pada wanita.
 
Dengan melakukan poling terhadap 243 pria dewasa heteroseksual, para peneliti di Oakland University Rochester, Michigan, Amerika Serikat menyatakan bahwa pria melakukan cunnilingus sebagai bagian dari “taktik retensi pasangan” untuk meminimalkan risiko perselingkuhan pasangan mereka.
 
Reaksi terhadap penelitian ini bermacam-macam. Ada yang mengkritik para ilmuwan karena melihat semua perilaku manusia sebagai “mekanik” dan gagal bertanya alasan wanita melakukan seks oral terhadap pria.
 
Dalam studi mereka yang berjudul “Is cunnilingus-assisted orgasm a male mate-retention Strategy?” ini, para peneliti berhipotesis bahwa salah satu alasan pria melakukan seks oral terhadap wanita adalah meningkatkan kepuasan sang wanita terhadap hubungan mereka, sehingga meminimalkan risiko perselingkuhan.
 
Kemungkinan alasan lain pria melakukan cunnilingus adalah retensi sperma. Studi ini mencatat jika penelitian sebelumnya menemukan bahwa wanita menahan lebih banyak sperma saat mereka orgasme sesaat setelah pasangan mereka ejakulasi.
 
Mereka tampaknya menahan lebih banyak sperma dengan cara ini karena orgasme wanita telah terbukti dapat menyebabkan kontraksi rahim, yang menarik sperma lebih lanjut dalam saluran reproduksi.
 
Menurut penelitian, ini bisa menjadi alasan kenapa melakukan seks oral pada wanita sangat menguntungkan, karena retensi sperma meningkatkan pembuahan.
 
Peserta dalam penelitian ini ditanyai tentang hubungan seksual terbaru dengan pasangan mereka, apakah mereka melakukan seks oral pada pasangan wanitanya dan apakah sang wanita mengalami orgasme sebagai hasilnya.
 
Para peneliti menemukan bahwa teori cunnilingus adalah taktik retensi sperma tidak konsisten dengan hasilnya. Ini karena ejakulasi biasanya tidak terjadi dalam periode waktu singkat di mana orgasme mungkin berfungsi untuk mempertahankan sperma.
 
“Periode waktu singkat” ini menurut penelitian adalah satu menit sebelum dan hingga 45 menit setelah pria berejakulasi dalam Miss V pasangan.
 
Penelitian ini bagaimanapun, konsisten dengan teori bahwa cunnilingus digunakan sebagai strategi retensi pasangan. “Pria yang lebih berisiko dalam persaingan sperma lebih mungkin untuk melakukancunnilingus pada pasangan mereka sampai sang wanita mencapai orgasme," sitat penelitian tersebut.
 
Peneliti menyimpulkan bahwa cunnilingus dan wanita orgasme mungkin penjelasan paling baik sebagai elemen dari strategi retensi pasangan pria yang lebih luas, tetapi hipotesis tunggal saja tidak dapat memberikan penjelasan yang lengkap.
 
Beberapa pembaca telah mengkritik studi ini dengan komentar “sia-sia” dan menegaskan bahwa tidak semua perilaku manusia perlu memiliki alasan ilmiah di baliknya, seperti dilansir Dailymail.

Related News

No comments:

Leave a Reply