BANDA ACEH - Sejumlah warga Kota Banda Aceh mengeluhkan biaya masuk sekolah mulai SD sampai SMA tahun ini, yang mencapai Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta. Warga mengadukan mahalnya biaya masuk sekolah tersebut kepada sejumlah anggota DPRA.
Warga Lamgugop, Muhammad Faisal kepada Serambi, Rabu (26/6) mengungkapkan, ia mengalami kesulitan membayar uang masuk sekolah anaknya di MTsN Rukoh, Darussalam, Kota Banda Aceh. Pihak sekolah mewajibkan biaya masuk Rp 1 juta/siswa. Dana sebesar itu, harus dibayar tunai. Jika tidak dibayar, anaknya yang sudah lulus tes bisa digugurkan.
Mendengar itu, Faisal, yang sehari-harinya bekerja sebagai juru parkir, terpaksa mencari pinjaman uang untuk biaya sekolah anaknya. masuk sekolah anaknya dari kerabat juru parkirnya. Ia baru dapat pinjaman Rp 800 ribu. “Dana pinjaman itu sudah dibayarkan ke sekolah, dengan perjanjian sisanya Rp 200 ribu lagi dibayar lunas bulan depan,”ujarnya.
Faisal mengungkapkan, besarnya biaya masuk sekolah karena ada beberapa komponen penunjang sekolah yang dibebankan kepada murid. Seperti biaya perawatan meja dan kursi belajar Rp 150.000/anak, biaya penambahan daya listrik Rp 100.000/anak, biaya pemasangan terali besi musalla Rp 170.000, dan biaya pemasangan gorden di Lab Komputer dan kaca ventilasi Rp 100.000.
“Kalau murid dari keluarga yang ekonominya mapa, jumlah itu mungkin tidak besar. Tapi bagi saya juru parkir yang penghasilan rata-rata Rp 40 ribu sampai Rp 60 ribu per hari, jumlah itu sangat berat,” ujar Faisal.
Keluhan yang serupa juga disampaikan Mahdalena, yang bekerja sebagai pembantu. Ia menyebutkan, ada dua anaknya yang masuk sekolah. Seorang masuk SMP dengan biaya masuk Rp 605.000, dan seorang lagi masuk SD dan harus membayar biaya masuk Rp 735.000.
Keluhan lain disampaikan Fahkrurrazi, warga Jeulingke. Ia harus menyiapkan uang Rp 1.250.000 untuk biaya masuk SMA anaknya. Sementara profesinya sehari-hari sebagai tenaga kerja lepas harian. Begitu juga warga Ulee Ulee, Afrizal, yang harus menyediakan uang Rp 1,3 juta agar anaknya bisa masuk SMP.
Sumber:"Serambinews"
No comments: